laporan hasil vertikultur
LAPORAN HASIL VERTIKULTUR
Pengertian
Vertikultur adalah sistem budidaya tanaman yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Sistem ini memanfaatkan ruang secara vertikal untuk menanam tanaman, sehingga dapat menghemat lahan. Vertikultur dapat dilakukan di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor).Budidaya tanaman konvensional adalah sistem budidaya tanaman yang dilakukan secara horizontal atau mendatar. Sistem ini membutuhkan lahan yang luas, sehingga tidak cocok untuk daerah perkotaan atau lahan terbatas.
Konsep vertikultur berbeda dengan budidaya tanaman konvensional dalam beberapa hal, yaitu:
Penggunaan ruang: Vertikultur memanfaatkan ruang secara vertikal, sehingga dapat menghemat lahan. Budidaya tanaman konvensional memanfaatkan ruang secara horizontal, sehingga membutuhkan lahan yang luas.
Metode budidaya:Vertikultur dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti hidroponik, aeroponik, dan aquaponik. Budidaya tanaman konvensional umumnya dilakukan dengan metode konvensional, yaitu menggunakan media tanam tanah.
Perawatan:Tanaman vertikultur membutuhkan perawatan yang lebih intensif, karena tanaman ditanam di tempat yang terbatas dan lebih rentan terhadap penyakit dan hama. Budidaya tanaman konvensional umumnya membutuhkan perawatan yang lebih sederhana.
Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan vertikultur dibandingkan dengan budidaya tanaman konvensional
Kelebihan vertikultur:
1.Hemat lahan
2.Dapat dilakukan di lahan terbatas
3.Dapat digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman
4.Meningkatkan efisiensi penggunaan air
5.Meningkatkan produktivitas tanaman
Kekurangan vertikultur:
1.Membutuhkan perawatan yang lebih intensif
2.Biaya awal yang lebih tinggi
3.Tidak cocok untuk semua jenis tanaman
Secara umum, vertikultur merupakan sistem budidaya tanaman yang memiliki banyak kelebihan, terutama dalam hal penghematan lahan. Sistem ini cocok untuk daerah perkotaan atau lahan terbatas. Namun, vertikultur membutuhkan perawatan yang lebih intensif, sehingga diperlukan ketelitian dan keterampilan dalam menerapkannya
- Lebih efisien dalam penggunaan lahan.
- Menghemat penggunaan pupuk dan bahan kimia lainnya.
- Mudah dalam pemindahannya.
- Memudahkan dalam pemeliharaannya.
KESIMPULAN
Vertikultur ini adalah salah satu cara mengatasi ketersediaan lahan. Dengan penggunaan pola tanam vertikultur, lahan yang sempit dapat memproduksi berbagai jenis tanaman sayur dan hasil panen yang lumayan tinggi. Selain memaksimalkan keterbatasan lahan, vertikultur ini juga hemat pengeluaran biaya.
Resume
1. Botol bekas ukuran 1,5 liter
2. Pisau
3. Tanah
4. Tes pen
5.Bibit
6.Gunting
7.Pupuk
8.Tanah yang sudah di campurkan dengan pupuk kompos
9. Semprotan untuk menyiram
10. Soulder
RAB
1. Bibit Rp30.000
2.Kawat Rp. 35.000
3.Pupuk Rp. 35.000
TOTAL
RP. 100000
1.Siapkan botol bekas
Siapkan botol bekas. Lalu, potong botol menjadi dua. Tempatkan bagian tutup botol ke dalam bagian bawah botol. Posisi tutup botol akan tampak terbalik.
Botol bagian atas akan menjadi tempat media tanam sedangkan botol di bagian bawah menjadi tempat air yang bernutrisi atau berisi zat hara.
2. Hubungkan kedua bagian botol
Hubungkan kedua bagian botol tersebut dengan menggunakan kain. Kain yang digunakan dapat berupa sumbu kompor. Jika tidak memiliki sumbu kompor dapat menggunakan kaus kaki yang tidak terpakai atau kain flanel yang dipotong seukuran sumbu kompor.
Bolongi bagian tutup botol yang cukup untuk dilewati kain sehingga kain dapat menjuntai kebagian bawah botol. Dikutip dari Home Guides, kain berfungsi untuk menghubungkan nutrisi air dengan media tanam.
3. MENANAM BIBIT KEDALAM MEDIA TANAM
Siapkan media tanam
Siapkan media tanam pada botol yang terbalik. Isi dengan bibit tanaman atau sayuran. Media tanam hidroponik dapat berupa sekam bakar, rockwool, atau cocopeat.
Mengisi air berzat hara
Setelah semua sistem dapat beroperasi, tuangkan air berzat hara pada bagian bawah botol sebelum batas menyentuh tutup botol yang terbalik. Air berzat hara adalah air bernutrisi tinggi yang mengandung mineral yang dibutuhkan tanaman untuk berfotosintesis.
Ganti air berzat hara secara rutin
Air berzat hara akan menyusut perlahan karena digunakan oleh tumbuhan. Setelah air menipis ganti dengan air yang baru. Tempatkan pula media tanam dengan lokasi yang sesuai tergantung kebutuhan akan matahari.
4. PANEN
Pemanenan. Selada tergolong sebagai tanaman yang cepat panen. Namun, umur selada hidroponik berbeda dengan selada yang ditanam secara konvensional. Selada hidroponik bisa dipanen setelah berumur 58 sampai 60 hari setelah semai. Namun, jika dihitung dari pindah tanam, umur selada hidroponik hanya 23 hari saja.
5. PEMBERSIHAN LAHAN
Pembersihan lahan dilakukan agar lahan kembali bersih. Setelah itu, lahan yang sudah dibersihkan siap untuk di isi dengan berbagai tanaman baru.
FINALY
Komentar
Posting Komentar